
Pada awalnya dia mengira ini adalah pepatah dari seorang yang terkenal. Tetapi setelah kembali dia mencari berbagai buku tidak dapat menemukan sumber dari perkataan tersebut. Karena penasaran dia kembali ke tempat pemakaman tersebut dan bertanya kepada penjaga makam.
Dari penjelasan penjaga makam ini dia mengetahui yang terkubur dibawah batu nisan ini adalah seorang anak lelaki kecil berumur 10 tahun, ketika serangan bom udara Jerman membom Inggris, anak ini tewas terkena bom, ibu anak lelaki kecil dengan sangat sedih memakamkan anak ini dan diatas batu nisannya menulis perkataan tersebut.
Perkataan ini menimbulkan kegairahan Rodriguez seketika menulis sebuah esai singkat, esai ini mendorong semangat sejumlah pemuda berdedikasi anti Nazi untuk maju ke garis depan berjuang melawan Nazi.
Kalimat ini juga mendorong seorang pemuda lulusan universitas terkenal bernama Blake, yang akan direkrut oleh beberapa perusahaan terkenal melepaskan kesempatan ini, tanpa memperdulikan nasehat keluarga dan teman-teman pergi ke Afrika, disana menerangi sepetak tanah yang terang. Akhirnya PBB menganugrahi dia dengan gelar “Duta Besar Untuk Fakir Miskin.”
Perkataan ini bahkan terinspirasi oleh seorang guru tua, juga menghidupkan kembali cahaya lilinnya yang telah lemah, pergi ke tempat terpencil menolong sepasang suami istri yang berumur 80 tahun lebih, ke penjara menjenguk seorang siswa yang dipenjara karena membuat kesalahan, mendorong menyalakan kembali semangat hidupnya. Kalimat ini, tidak mendesak, tidak mengandung kekerasan, tidak menakutkan, tidak mengeluh, tidak mengambang. Tetapi mengandung sebuah kekuatan sejati, kekuatan dari cinta seorang ibu yang tulus, sebuah kata yang paling kuat dan paling damai. Kekuatan sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar