Minggu, 18 Desember 2011

"Teresa Teng" , Artis Yang Paling Di Sukai Danris Huang

Teresa Teng, penyanyi yang berasal dari Taiwan yang meninggal di Chiang Mai, Thailand pada tanggal 8 Mei 1995, saat itu beliau baru saja berusia 42 tahun. Sebagai penyanyi yang mempergaruhi perkembangan budaya dan musik daerah China, tentu saja Teresa Teng tetap dikenang walaupun telah tiada.

Beliau pernah meraih penghargaan 3 kali berturut-turut dari tahun 1984-1986 dalam Music Jepang, sehingga dirinya memecah rekor. Selain itu, beliau pernah menyanyi lagu dalam bahasa Indonesia, tentu saya kalian pernah dengar lagu Tian Mi Mi (甜蜜蜜), ini merupakan lagu daerah Jakarta yaitu  Dayung Sampan yang dibawa Teresa Teng sampai terkenal di Taiwan.

 
Setiap tahun tanggal 8 Mei, akan banyak fans beliau yang ke kuburannya untuk sembahyang, dan foto-foto, beliau dimakamkan di Jin Bao Shan (  金宝山), dan daerah kuburannya dinamai Jun Yuan atau Yun Yuan (均园). Dengan taman bunga, piano eletronik yang besar dan batu nisan yang indah yang menarik para fans untuk berkunjung.
Sekarang telah 16 tahun beliau meninggalkan dari kita, akan tetapi lagu-lagu nya tidak bisa kita lupakan, seakan-akan bernyanyi ditelinga kita setiap saat. Ada perpatah mengatakan "Dimana ada orang tionghua, di sana ada lagu Teresa Teng". Sangat berarti bukan???

Teresa Teng (lahir 29 Januari 1953 – meninggal 8 Mei 1995 pada umur 42 tahun), kadang-kadang namanya ditulis Teresa Tang, Teresa Deng atau Deng Lijun, adalah seorang penyanyi legendaris dari Taipei, Taiwan. Ia terkenal di antara komunitas masyarakat berbahasa Mandarin dan di seluruh Asia Timur, terutama Jepang, selama kurang lebih 30 tahun. Ia terkenal hingga hari ini oleh karena lagu-lagunya yang merakyat dan yang bernada balada romantis.

Teresa merekam beberapa lagu terkenal, termasuk "Kapankah Kau Akan Kembali (pinyin: Hé Rì Jūn Zài Lái). Selain lagu-lagunya yang berbahasa Mandarin, ia juga pernah merekam lagu-lagu dalam bahasa tradisional Taiwan, bahasa China dialek Kanton, bahasa Jepang, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Terea Teng meninggal dunia akibat serangan asma akut ketika sedang berlibur di Chiang Mai, Thailand, dalam usia 42 tahun (43 tahun menurut Kalender China) pada tanggal 8 Mei 1995. Ia dimakamkan bagai seorang pahlawan di Taiwan, dengan bendera Taiwan menutupi peti matinya dan Presiden Taiwan saat itu, Lee Teng-hui, menghadiri pemakamannya.

Teresa dimakamkan di sebuah kaki gunung di Chin Pao San (Jinbaoshan, arti harafiahnya Gunung Harta Karun Emas), dalam sebuah kompleks pemakaman dekat Jinshan, dekat Taipei, Taiwan. Sebuah patung dirinya dalam pakaian pertunjukan dipajang, diiringi dengan musik lagu-lagunya sebagai latar belakangnya, didirikan sebagai tugu peringatan di tempat pemakamannya tersebut. Disana juga terdapat sebuah piano elektronik raksasa dimana para pelayat dapat memainkannya dengan menginjak balok-balok piano tersebut. Makamnya ini sangat sering dijunjungi oleh para penggemarnya --- sebuah kebiasaan yang sangat berbeda dengan kebudayaan China untuk mengunjungi pemakaman pada umumnya.

Sebuah rumah yang dibeli Teresa di tahun 1986 di Hongkong beralamatkan Jalan Carmel Street nomor 18 juga menjadi tempat tujuan kunjungan para penggemarnya terutama begitu ketika berita kematiannya tersebar. Rencana penjualan rumah tersebut untuk membiayai sebuah museum di Shanghai diberitakan pada tahun 2002, dan kemudian menjadikannya terjual sebesar 32 juta dollar Hongkong. Rumah itu ditutup untuk umum semenjak tanggal 29 Januari 2004, hari dimana Teresa seharusnya berulang tahun ke-51.

Untuk memperingati tahun ke-10 kematiannya, Teresa Teng Culture and Education Foundation meluncurkan kampanye berjudul "Feel Teresa Teng". Selain merencanakan konser di Hongkong dan Taiwan, para penggemarnya juga melayat ke makamnya di Chin Pao San. Juga, sebagian gaun-gaun, perhiasan dan barang-barang pribadi Teresa juga dipajang dalam sebuah eksibisi di Yuzi Paradise, sebuah taman kesenian di luar kota Guilin, China.

Pada bulan Mei 2002, patung lilin Teresa Teng dipajang untuk umum di museum lilin Madame Tussauds di Hongkong.
 
sumber:  http://id.wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...